ADAB
MAKAN
1.
Makan
secukupnya
“Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari
perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan
tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat
memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga
lagi untuk bernafasnya.” (HR. Ahad, Ibnu Majah)
Fakta Ilmiahnya
a) Bila di
analisis dari sisi kesehatan makan terlalu banyak dapat memberatkan kerja
lambung, hati, usus besar dan ginjal, maka terjadi penurunan fungsi organ, dan
pada akhirnya proses metabolisme terganggu.
b) Makan
dengan porsi besar membuat pH tubuh menjadi asam dan bila tubuh tidak bisa
mengatasi eadaan asam yang terlalu lama, maka akan terjadi penumpukan
karbondioksida sehingga kadar oksigen menurun yang dapat berakibat sulitnya
bernafas / sel-sel tubuh akan rusak
c) Ketika lambung dipenuhi oleh makanan maka
terjadi peningkatan aliran darah ke lambung yang berisi oksigen, menyebabkan
oksigen di sel tubuh berkurang dan menyebabkan kelelahan.
2.
Tidak makan
bersandar
“ Sesungguhnya
aku tidak makan bersandar “
Fakta ilmiahnya
a)
Karena pada saat duduk dengan posisi tegak syaraf pencernaan
berada dalam keadaan tenang, tidak tegang dan tidak relaksasi sehingga apa yang
dimakan dan diminum akan berjalan pada dinding usu dengan lembut dan perlahan
sehingga tercipta keseimbangan organ pencernaan.
b) Sedangkan
posisi bersandar dapan memungkinkan terjadinya refluks makanan dan minuman.
3.
makan
tiga jari
Sungguh Rasulullah shallallahu âalaihi wa
sallam makan dengan menggunakan tiga jari (HR. Muslim, HR. Daud)
Fakta
Ilmiahnya
a) Dengan
menggunakan tiga jari (jempol, telunjuk, dan jari tengah), makanan yang masuk
ke mulut lebih sedikit, enzim ptyalin yang diproduksi kelenjar saliva mencerna
makanan dengan maksimal sehingga makanan menjadi lembut dan mudah dicerna
b) Tangan
mengeluarkan enzim RNAse, yaitu enzim yang dihasilkan tangan yang mempunyai
kemampuan mengikat bakteri sehingga dapat menghambat aktivasi bakteri dalam
tubuh
4.
tidak
boleh menghirup udara di gelas
“Nabi shallallahu âalaihi wa sallam telah
melarang untuk menghirup udara di dalam gelas (ketika minum) dan meniup di
dalamnya. (HR. At Tirmidzi)
Fakta Ilmiahnya :
a) Ikatan kimia air adalah H2O, tiupan nafas
adalah CO2, maka H2O + CO2 menjadi H2CO3, yang merupakan senyawa berbahaya bagi
tubuh.
b) Perpindahan bakteri dari mulut dan hidung
ke makanan atau minuman yang ditiup. Sifat bakteri menjadi pathogen pada host
yang berbeda.
5.
minum
tiga tegukan
“Janganlah kalian minum dengan sekali
teguk seperti minumnya unta, tetapi minumlah dua atau tiga kali teguk. Dan
bacalah Basmalah jika kalian minum, serta bacalah Hamdalah jika kalian selesai
minum”
Fakta Ilmiahnya :
a)
Minum 1 gelas dalam sekali teguk membuat hawa panas yang ada
di lambung naik ke atas melawati esophagus dan faring tidak dapat dikeluarkan
maksimal karena bertemu dengan air minum berikutnya sehingga terjadi benturan
uap panas dengan air minum yang dapat menyebabakan gangguan tenggorokan.
b)
Sebenarnya masih banyak lagi cara-cara makan
dan minum yang dilakukan rasul, diantaranya tidak dianjurkannya untuk makan dan
minum berdiri, makan sambil berbicara, pososi duduk dengan mengangkat satu kaki
dan semuanya dapat dijelaskan dari sisi kesehatan.
6.
Jangan Makan sambil Bersandar.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru r.a, ia
berkata, “Tidak pernah terlihat sekalipun Rasulullah saw. makan sambil
bersandar dan tidak pernah sekalipun beliau berjalan di depan orang-orang dalam
rombongan,” (Shahih, HR Abu Dawud [3770] dan Ibnu Majah [244]).
Fakta ilmiahnya
a)
Karena
pada saat duduk dengan posisi tegak syaraf pencernaan berada dalam keadaan
tenang, tidak tegang dan tidak relaksasi sehingga apa yang dimakan dan diminum
akan berjalan pada dinding usus dengan lembut dan perlahan sehingga tercipta
keseimbangan organ pencernaan.
b)
Sedangkan posisi bersandar dapat
memungkinkan terjadinya refluks makanan dan minuman.
7.
Meniup makanan
Dalam Hadits, Ibnu Abbas meriwayatkan
“Bahwasanya Rasulullah SAW melarang bernafas pada bejana minuman atau
meniupnya”. (HR. At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Dari Asma binti Abu Bakr, sesunguhnya beliau jika
beliau membuat roti tsarid wadahnya beliau ditutupi sampai panasnya hilang
kemudian beliau mengatakan, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya makanan yang sudah tidak panas itu lebih besar berkahnya”. [HR
Hakim no 7124.
kita akan mengeluarkan CO2 yaitu carbon
dioxide, yang apabila bercampur dengan air ( H20 ), akan
menjadi H2CO3, yaitu sama dengan cuka, menyebabkan minuman itu
menjadi acidic.
Secara teori ilmiah, hadits Rasulullah tersebut dapat dijelaskan
bahwa apabila kita menghembuskan nafas pada minu H2CO3
yang berguna untuk mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah. Darah adalah
Buffer (larutan yang dapat mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3
dan dengan basa konjugasinya berupa HCO3- sehingga darah memiliki pH sebesar
7,35 – 7,45 dengan reaksi sebagai berikut:
CO2 + H20 ======> HCO3- + H+
Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai
pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.
Adanya kelainan pada mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah
satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau
alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak
mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan
menurunnya pH darah.
Sedangkan Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu
banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang
menyebabkan meningkatnya pH darah.
Kembali lagi ke permasalahan awal, dimana
makanan kita tiup, lalu karbondioksida dari mulut kita akan berikatan dengan
uap air dari makanan dan menghasilkan asam karbonat yang akan mempengaruhi
tingkat keasaman dalam darah kita sehingga akan menyebabkan suatu keadaan
dimana darah kita akan menjadi lebih asam dari seharusnya sehingga pH dalam
darah menurun, keadaan ini lebih dikenal dengan istilah asidosis.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih
dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam
darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan
tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.Tetapi
kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna jika tubuh terus menerus
menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat. Sejalan
dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar
biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis
semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan bahkan
kematian.
Dampak meniup makanan panas sebelum
makan ternyata mengerikan juga ya, jadi lebih baik tunggu makanan sampai dingin
ketika ingin memakannya. Dan Alhamdulillah bagi kita yang masih selamat
meskipun sering meniup makanan panas sebelum makan. Mari kita ikuti Sunah Rasul
SAW agar selamat dunia akhirat.
8.
Tidak boleh
Minum sambil berdiri
Dalam
suatu hadist diriwayatkan, “Sesungguhnya beliau melarang seseorang minum sambil
berdiri.” Qotadah berkata: “Bagaimana dengan makan?” Beliau menjawab: “Itu
lebih buruk lagi,” (HR. Muslim dan Tirmidzi)
Hadist
lainnya,
“Jangan
kalian minum sambil berdiri! Apabila kalian lupa, maka hendaknya ia muntahkan!”
(HR. Muslim).
Larangan
makan dan minum sambil berdiri tersebut bukan tanpa alasan. Ada hikmah yang
terkandung dalam larangan tersebut serta penjelasan ilmiah yang menguatkannya.
Dr.
Abdurrazzaq Al-Kailani mengatakan, “Minum dan makan sambil duduk itu lebih
sehat, lebih selamat dan lebih sopan. Ini karena apa yang diminum atau dimakan
oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus secara perlahan dan lembut.
Adapun minum sambil berdiri, akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke
dasar usus dan menabraknya dengan keras. Jika hal ini terjadi berulang kali
dalam waktu lama, dapat menyebabkan melar dan jatuhnya usus sehingga
mengakibatkan disfungsi pencernaan. Adapun Rasulullah berdiri, itu dikarenakan
ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia
pada tempat-tempat suci, tapi bukan merupakan kebiasaan. Ingat hanya sekali
karena darurat!”
Begitu
pula makan sambil berjalan, sama sekali tidak sehat, tidak sopan, tidak etis
dan tidak pernah dikenal dalam Islam dan kaum muslimin.
Dr.
Ibrahim Al-Rawi mengatakan bahwa saat berdiri, manusia dalam keadaan tegang,
karena organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras supaya mampu
mempertahankan semua otot pada tubuhnya agar bisa berdiri stabil dan sempurna.
Hal tersebut melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang
menjadikan manusia tidak bisa mencapai syarat terpenting saat makan dan minum,
yaitu ketenangan.
Ketenangan
hana bisa dihasilkan saat duduk, saat syaraf dalam keadaan tenang dan tidak
tegang sehingga sistem pencernaan siap menerima makanan dan minum dengan cara
cepat.
Dr.
Al-Rawi menekankan bahwa makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri,
bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana
(saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang
mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba,
bisa menyebabkan disfungsi syaraf yang parah dan menimbulkan detak mematikan
bagi jantung sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak.
Selain
itu, makan dan minum sambil berdiri terus–menerus bisa membahayakan dinding
usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Menurut para dokter, luka
pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa bebenturan dengan
makanan atau minuman yang masuk.
Air
yang masuk saat kita duduk akan disaring oleh sfringer, suatu struktur berotot
yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang
kita minum akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal.
Namun, jika jika kita minum sambil berdiri, air yang kita minum tidak disaring
lagi, tapi, langsung menuju kandung kemih. Hal ini bisa menimbulkan terjadinya
pengendapan di saluran ureter akibat banyaknya limbah yang tersisa di ureter.
Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal, salah satu penyakit
ginjal berbahaya, yang disebabkan susah buang air kecil.
Pada
saat berdiri, kondisi keseimbangan disertai pengerutan otot pada tenggorokan
yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah dan terkadang
menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan
seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.
Karena
itu, mulailah membiasakan diri untuk makan dan minum sambil duduk, demi
kesehatan dan menjaga adab sopan santun yang islami sebagai bagian dari dakwah
kita dalam bentuk perilaku.
“ sesungguhnya
itu semua adalah sunnahku, barangsiapa menghidupkan sunnahku maka ia
mencintaiku, dan barangsiapa mencintaiku kelak akan bersamaku di surgaâ” (HR. Thabrani)
Fakta Ilmiahnya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar